Selasa, 22 Februari 2011

Ayo kita membaca



Minat baca pada remaja adalah masalah yang klasik. Berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan minat baca. Namun kenyataannya, minat baca remaja Indonesia masih rendah. Rendahnya minat baca remaja, tidak hanya sebatas masalah kuantitas dan kualitas buku saja, melainkan terkait pada banyak hal yang saling berhubungan. Misalnya, mental seseorang dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak mendukung. Orang kota mungkin kesulitan membangkitkan minat baca karena media informasi dan hiburan elektronik yang menarik. Sementara di pelosok desa, para remaja lebih suka keluyuran ketimbang membaca. Oleh karena itu di sana tradisi membaca tidak tercipta. Orang lebih suka menonton acara televisi daripada membaca buku.
Rendahnya minat baca disebabkan membaca membutuhkan banyak waktu luang. Sementara orang Indonesia waktunya lebih banyak tersita untuk bekerja. Kondisi sebagian remaja yang kegiatan kesehariannya sudah sangat padat, tentu tidak memiliki waktu yang cukup untuk kegiatan membaca. Seperti remaja yang bersekolah dengan sistem full day school, tentu sebagian besar waktu dalam sehari sudah banyak dihabiskan di sekolah. Kesempatan memiliki waktu luang sangat terbatas. Apalagi jika masih ada kegiatan-kegiatan rutin atau ekstrakulikuler yang mereka jalani setelah pulang sekolah. Kalaupun masih ada sisa waktu, mereka lebih memanfaatkan untuk bersantai dan melepas lelah.
Barangkali harga buku juga ikut andil menjadi pemicu rendahnya tingkat membaca.
Rendahnya minat baca di kalangan remaja dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua yang tidak mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu, kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anak-anaknya. Sementara terkait dengan fasilitas, minimnya ketersediaan bahan bacaan di rumah juga dapat membuat remaja kurang berminat pada kegiatan membaca karena tidak ada atau kurangnya sumber bacaan yang tersedia di rumah. Selain dari sisi keluarga, pengaruh dari lingkungan juga mendukung. Karena pengaruh ajakan yang begitu kuat dari lingkungan (teman), remaja lebih memilih bermain dengan teman-temannya dibanding membaca buku, membuat anak Indonesia kurang berminat untuk membaca.
Perkembangan Minat Baca dan Kemampuan Baca terutama remaja negeri ini memang sangat memprihatinkan bila dibandingkan dengan negara lain. Seperti di negara maju yang memiliki minat baca tinggi.
Untuk itu pengembangan Minat Baca anak sejak usia dini perlu digalakkan sebelum remaja Indonesia terpengaruh dengan dampak negatif globalisasi yaitu minat nonton TV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar